“Syarat keempat, Berbeda dari
Makhluk-Nya”
Tuhan. Sampai detik ini masih belum ada jawaban pasti yang
menayatakan secara jelas siapakah Tuhan sejati. Syarat
demi syarat telah mengeliminasi satu demi satu Tuhan
yang diyakini oleh manusia di berbagai belahan dunia. Tetapi, macam dan jenis Tuhan pun banyak. Hampir sebanyak budaya di Dunia ini.
Meski hampir setiap suku dan ras memiliki Tuhan sendiri yang berbeda, akan tetapi semua suku dan
ras meyakini bahwa substansi Tuhan itu sama. Tuhan adalah sesuatu yang menciptakan kita, memelihara,
juga yang akan membinasakan kita. Namun, dari sekian banyak Tuhan, pastilah ada Tuhan
yang benar-benar Tuhan. Tuhan
yang sejati yang menafikan Tuhan-Tuhan yang lain.
Tuhan yang ini pastilah Tuhan
yang paling memilki perbedaan dari Tuhan-Tuhan yang lain. Tuhan
yang tiada tanding dalam segala hal. Karena Dia
adalah pencipta mutlak segala sesuatu. Maka selain Dia,
adalah makhluk atau ciptaan. Dan tidak mungkin suatu
ciptaan menyerupai penciptanya.
Jika suatu ciptaan menyerupai penciptanya,
maka akan ada kemungkinan bahwa si ciptaan akan menghianati penciptanya. Di samping itu, jika Tuhan memiliki tandingan,
pastilah akan terjadi huru-hara antara mereka untuk mendapat gelar “Tuhan sejati”. Dan hal ini menggelikan. Serta merendahkan harkat dan
martabat Tuhan itu sendiri.
Contoh kasus, seorang diktator paling kaya dan berkuasa
di seluruh bumi mengaku sebagai Tuhan. Maka bagaimana
dengan manusia yang lain? Jangankan gelar Tuhan.
Manusia pun saling berlomba untuk mendapat pamor, atau mungkin sebuah jabatan
pemimpin yang kekuasaannya hanya terbatas pada wilayahnya saja. Apalagi derajat
Tuhan, yang bisa menguasai segala sesuatu. Karenanya,
Tuhan pastilah berbeda dengan yang lain dan tiada
tanding.
Kesimpulannya, jika Tuhan
kita masih memiliki serupa, maka Dia bukanlah Tuhan sejati. Misalkan manusia, mengapa harus Dia yang menjadi Tuhan,
kita juga manusia. Mengapa tidak diadakan pemilihan
secara demokrasi? Atau mungkin hewan. Bahkan kita lebih pandai dari Dia.
Terkadang kita juga membunuh dan memakan binatang. Apalagi patung, malah justru
manusia yang membuat patung. Bukan patung yang menciptakan kita.
ngeri-ngeri
BalasHapusapanya?
HapusNB> bacanya dari depan ya
Hapushe he
^_^
full colour cuy......
BalasHapus